Gili Trawangan adalah yang terbesar dari ketiga pulau kecil atau gili yang terdapat di sebelah barat laut Lombok, pulau lainnya yaitu Gili Menu dan Gili Air. Trawangan juga satu-satunya gili yang ketinggiannya di atas permukaan laut cukup signifikan dengan panjang 3 km dan lebar 2 km. Trawangan punya nuansa meriah lebih daripada Gili Meno dan Gili Air, karena banyaknya pesta sepanjang malam yang setiap malamnya dirotasi acaranya di beberapa tempat keramaian. Aktivitas yang populer dilakukan para wisatawan di wisata Trawangan adalah scuba diving (dengan sertifikasi PADI), snorkeling (di pantai sebelah timur laut), bermain kayak, dan berselancar. Ada juga beberapa tempat bagi para wisatawan belajar berkuda mengelilingi pulau.
Di Gili Trawangan (begitu juga di dua gili yang lain), tidak terdapat kendaraan bermotor, karena tidak diizinkan oleh aturan lokal. Sarana transportasi yang lazim adalah sepeda (disewakan oleh masyarakat setempat untuk para wisatawan) dan cidomo, kereta kuda sederhana yang umum dijumpai di Lombok. Untuk bepergian ke dan dari ketiga gili itu, penduduk biasanya menggunakan kapal bermotor dan speedboat.
Dahulunya pulau ini pernah dijadikan tempat pembuangan narapidana. Pada waktu itu karena semua penjara sedang penuh, raja yang waktu itu berkuasa membuang 350 orang pemberontak Sasak ke pulau ini. Baru sekitar tahun 1970-an pulau ini dikunjungi penduduk dari Sulawesi yang kemudian menetap di sini.
Gilitrawangan baru dikembangkan menjadi obyek wisata pada era 1980-an. Ciri khas obyek pariwisata disini adalah wisata bahari dengan pantai dan taman bawah laut.Menurut Kepala Dinas Pariwisata, Seni & Budaya Lombok Barat, setiap tahunnya Gilitrawangan dikunjungi tidak kurang dari 40 ribu wisatawan. Pesona Gilitrawangan tidak hanya pada keindahan pantai dan taman bawah lautnya, tetapi juga pada kehidupan sehari-hari warganya, yang hampir seluruhnya beragama Islam. Penduduknya tidak terlalu banyak, hanya sekitar 346 keluarga atau 1.500 jiwa.Penduduk Gilitrawangan yang sebagian besar Suku Sasak dan Bugis memegang teguh aturan Awing-awing,seperti tidak boleh ada kendaraan bermotor.
Dalam mengembangkan Gilitrawangan sebagai daerah tujuan wisata, pemerintah Kabupaten Lombok Barat mengambil kebijakan pengembangan berbasis masyarakat.Hanya investor lokal yang diperkenankan membuka usaha disini, dan semua tempat penginapan berbentuk cottage kelas melati. Tidak boleh ada hotel berbintang.Jumlah kamar penginapan yang tersedia sekitar 700 kamar dengan tarif per malam bervariasi antara 35 ribu hingga satu juta rupiah.Setiap cottage di tempat ini menawarkan peralatan menyelam snorkeling untuk melihat pemandangan taman laut di pinggir pantai.Selain itu juga tersedia peralatan diving atau menyelam di laut dalam. Bagi penggemar snorkeling dan diving, Gilitrawangan merupakan surga. Seperti diakui Lynn Van Den Bosch, wisatawan asal Belanda.Gilitrawangan memang merupakan surga bagi wisatawan yang hobi menyelam. Karena itu, tak heran, bila pulau ini tidak pernah sepi dari wisatawan.
sumber: wikipedia dan helmiazahari.blogspot
Tempat wisata populer yang lain : Pantai Senggigi, Pendakian Gunung Rinjani
0 komentar:
Posting Komentar